Meskipun Sudah Diusir Kepala Desa, Justru Penambang Malah Bertambah, Ada Apa..?
Editor: | Rabu, 29-04-2020 - 12:13:49 WIB
BENAI, RIAUKontraS.com - Adanya dampak buruk bagi lingkungan, membuat aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) harus segera disikapi serius oleh pemerintah Maupun penegak Hukum Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.
Bagaimana tidak, pertambangan tersebut bisa berdampak buruk bagi lingkungan yang berada disekitarnya, mulai dari longsor, kekeringan dan bencana pergerakan tanah, terbelumnya lagi merkuri yang bisa mempengaruhi kelansungan hidup spesies sungai, mengancam kesehatan manusia dan berpotensi merusak fungsi ekosistem sungai secara permanen.
Dengan masih tetap beroperasi hingga saat ini, sehingga menimbulkan keresahan dan kegaduhan bagi masyarakat, bahkan lokasi operasi tambang tersebut hanya berjarak lebih kurang 200 Meter dari rumah huniannya.
Terlebihnya lagi dengan banyaknya keluhan dari masyarakat desa gunung kesiangan dengan keberadaan aktivitas penambangan emas tanpa izin tersebut dikarenakan dekatnya dari pemungkiman, sehingga masyarakat merasa resah dan lagi aktivitas PETI tersebut tidak hanya beroperasi siang saja, bahkan pada malam hari tetap saja beroperasi sehingga menimbulkan kebisingan.
Artinya, jelas telah meresahkan terhadap masyarakat.
" ini jelas sudah meresahkan kami semua selaku masyarakat, karena selain merusak lingkungan sekitar, suara mesin tersebut sangat bising," Ujar masyarakat gunung kesiangan yang enggan disebutkan namanya.
Dilanjutkannya lagi, kami berharap penuh kepada pemerintah dan penegak hukum, agar hal ini segera di tindak lanjuti, karena kalau kami yang menegur, justru kami malah diajak nya adu jotos ( berkelahi ) oleh mereka.terangnya
" beberapa hari yang lalu sudah pernah diusir oleh kepala desa yang dimuat di salah satu media online bahwa kepala desa turun lansung kelokasi mengusir pelaku PETI tersebut, namun hingga saat ini semakin bertambah dari sebelum nya", Ujar masyarakat lainya yang tetap enggan disebutkan namanya pada Selasa,(28/04/2020) Siang.
Dengan mendapatkan sejumlah informasi yang di peroleh dari kebanyakan masyarakat, RIAUKontraS.Com lansung menuju lokasi bersama rekan media lainnya untuk melihat fakta apa yang disampaikan oleh masyarakat tersebut.
Setibanya dilokasi yang berjarak lebih kurang 150 Meter dari jalan poros desa gunung kesiangan, benar adanya, bahkan aktivitas tersebut tetap beroperasi tanpa menghiraukan siapa saja yang datang.
Seterusnya, RIAUKontraS.com bersama media yang lain mengkonfirmasi terhadap kepala desa gunung kesiangan tersebut, Namun saat tiba di kediaman beliau, kepala desa tersebut sedang tidak ada dirumah, dan selanjutnya salah satu dari rekan media menelpon kades tersebut dan mengajak berjumpa di pasar benai, lebih kurang satu jam akhir nya beliau datang dan sontak bertanya.
" ada apa, ini bulan puasa ini, saya masih ada perlu lain".dengan nada agak tinggi
Saat ditanyakan, perihal adanya keterlibatan dirinya sebagai kepala desa ikut serta dalam pelaku aktivitas tersebut sesuai yang disampaikan masyarakat tempatan, dan juga sebagai penada dan pembakar emas, diri nya membantah dengan apa yang di sebutkan masyarakat tersebut.
" Itu tidak benar itu !!!, semenjak saya menjadi kepala desa saya tak ada lagi membakar atau membeli emas, salah itu, bahkan saya yang turun lansung ke lokasi melakukan pengusiran kepada yang mendompeng itu, tengok di media beberapa hari yang lalu, justru saya turun lansung," ujar Firdaus kades gunung kesiangan tersebut dengan nada lantang dan keras saat di tanyakan oleh media.
Disisi lain, seharusnya kades tersebut harus nya membuat teguran tertulis yang diketahui oleh BPD setempat dan memberikan tembusan terhadap pihak kecamatan ataupun pihak hukum, kalau memang dirinya ingin memberhentikan aktivitas tersebut, terlagi Aktivitas dekat PETI tersebut dekat dengan rumah nya.
(YEN).
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :